Tangga Kehidupan
Ada langit kehidupan di atas sana yang
harus ku capai
Disangga anak-anak tangga kehidupan yang
entah seberapa banyak meski kudaki
Masih tertutup awan tebal, meski tak pasti
akan turun hujan
Kudaki setiap anak tangga kehidupan ini
Melewati setiap atmosfer kekecewaan,
kesombongan, jatuh, sakit, khawatir kadang berganti dengan senyuman,
kebahagian, kebangkitan, kepuasan dan melahirkan doa
Ku dobrak semua pintu kecemburuan,
kebencian dan egoisme
Lalu menemukan pintu-pintu kejernihan
batinku
Ada guru kebijaksanaan di depan pintu yang
mengulurkan tangannya sambil tersenyum
memelukku erat dalam dekapannya
memelukku erat dalam dekapannya
Direngkuhnya aku kedalam dadanya yang
bidang, kusandarkan kepalaku diatas bahunya
Tetesan air mata kemenangan jatuh satu per
satu
Harus kubayar dengan segala kartu hidup yang seolah tanpa bentuk
Harus kubayar dengan segala kartu hidup yang seolah tanpa bentuk
Bagai roti yang meski ku banting-banting,
diputar-putar sampai berbentuk halus dan siap disajikan dimeja kehidupan.
Begitulah dinamika alam dan seisinya.
Sumber: Th. Eknik Mutiarsih dan Agus Sekti Susilo
Atmojo:Memahami Psikologi Remaja. Yayasan Pustaka Nusatama 2007
Komentar
Posting Komentar